NEW MALANG POS- Proses pendampingan yang dilakukan Akademi Analis Farmasi dan makanan (AKAFARMA) Putra Indonesia Malang (PIM) terhadap masyarakat di Desa Beji, Batu berlanjut. Desa binaan itu kini diajarkan untuk berinovasi dan membuat diversifikasi tempe generasi kedua bernilai ekonomis tinggi.
Utamanya bagi UMKM Tempe di Kota Wisata Batu. Selama ini, dari proses pendampingan, masih banyak UMKM yang menerapkan cara konvensional hingga menyebabkan olahan tempe jadi kurang stabil. AKAFARMA PIM hadir untuk memberikan solusi dalam produksi pangan yang baik dengan memperhatikan asas prosedur Good Manufacturing Practices (GMP).
“Prosedur ini terdiri atas prasyarat dan panduan untuk memproduksi produk pangan dalam lingkungan yang terjaga kondisi sanitasinya. Dengan GMP, pasti keseluruhan tahapan proses produksi makanan dari sejak penerimaan bahan baku hingga produk akhir akan selalu diarahkan dan dijaga pada kondisi higienis,” kata Direktur AKAFARMA PIM, Ambar Fidyasari STP., MP.
“Asas GMP didapat saat saya magang di SEAFAST IPB Bogor selama 3 bulan. GMP didesain untuk mengontrol risiko kontaminasi pangan oleh benda asing, mikroba, bahan kimia berbahaya, serta cemaran lain selama proses produksi,” terangnya. Menurut dia, teknik serta prosedur pengolahan konvensional itu harus diperbaiki agar memiliki daya saing dengan makanan modern lain.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengubah komposisi dan prosedur pengolahan tempe sehingga dihasilkan produk akhir, yakni bentuk awal tempe tidak terlihat. Kendala yang dihadapi oleh UKMM Desa Binaan Beji sebagai kampung tempe adalah saat tempe tidak laku terjual, maka tempe akan dijual dengan harga cukup rendah bahkan dibuang secara sia – sia.
“Melalui GMP, tempe yang tidak terjual akan dikeringkan dan diproses menjadi tepung tempe. Agar lebih bergizi dan menarik, maka dari tepung tersebut dibuat menjadi “Tempe Generasi Kedua”,” tegas Ambar. Tempe yang sebelumya tidak bernilai ekonomi, bisa diolah menjadi produk tepung tempe sehingga dapat dijadikan beberapa makanan olahan baru.
Sebut saja Pie Tempe, Pia Tempe, Palm Sugar Tempe, Brownies Tempe, Putedan (Putri Tempe Berantioksidan) dan Keripik Mendol. “Saya berharap menjadikan Beji menjadi lebih baik, meningkatkan taraf perekonomian dan kemandirian masyarakat di Desa Beji ini,” ujar Tri Nurhayati, Ketua PKK RT03 Beji.
Dikatakannya, produk olahan mampu menciptakan peningkatan eksistensi UMKM di Desa Beji. “Penguatan produksi tempe oleh para perajin tempe melalui penerapan asas GMP menjadikan Desa Beji sebagai kampung tempe berdaulat pangan dan berketahanan iklim serta bisa menjadi komoditi oleh-oleh Khas Kota Batu,” tegasnya. (mar)