Kopi mulai dikenal di Indonesia semenjak tahun 1696 ketika Walikota Amsterdam, Nicholas Witsen, memerintahkan komandan pasukan Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van Ommen, untuk membawa biji kopi ke Batavia. Kopi arabika pertama-tama ditanam dan dikembangkan di sebuah tempat di timur Jatinegaram yang menggunakan tanah partikelir Kedawung yang kini lebih dikenal dengan Pondok Kopi. Beberapa waktu kemudian kopi arabika menyebar ke berbagai daerah di Jawa Barat, seperti Bogor, Sukabumi, Banten, dan Priangan, hingga kemudian menyebar ke daerah lain, seperti Pulau Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Timor.
Tak lama setelah itu, kopi menjadi komoditi dagang yang sangat diandalkan VOC. Kopi jawa saat itu begitu terkenal di Eropa sehingga orang-orang Eropa menyebutnya bukan secangkir kopi, melainkan secangkir Jawa. Sampai pertengahan abad ke-19 kopi jawa adalah yang terbaik di dunia.
Kopi Decaf
Kopi Kopi Decaf adalah kopi yang sudah mengalami proses dekafeinasi atau penghilangan kafein. Dekafeinasi banyak digunakan untuk mengurangi kadar kafein di dalam kopi agar rasanya tidak terlalu pahit. Selain itu, dekafeinasi juga digunakan untuk menekan efek samping dari aktivitas kafein di dalam tubuh. Kopi terdekafeinasi sering dikonsumsi oleh pecandu kopi agar tidak terjadi akumulasi kafein yang berlebihan di dalam tubuh.
Banyak orang yang mengartikan kopi decaf sebagai kopi bebas kafein. Alhasil dengan mengatasnamakan kesehatan, 53% orang mengalihkan kebiasaan minum kopi mereka ke kopi decaf. Namun, studi terbaru dari University of Florida menyatakan, dari semua kopi decaf yang ada ternyata tetap mengandung kafein, walaupun kadarnya sedikit.
Oleh sebab itu, kita tetap harus menjaga konsumsi kopi decaf kita sehari-hari. Sebab minum lebih dari 5 cangkir kopi ini dalam sehari, sama saja dengan minum 2 cangkir kopi berkafein tinggi, menurut Bruce Goldberger, Ph.D., Direktur Willliam R.Maples Center for Forensic Medicine di Unversity of Florida. Dan hal ini sangat penting diperhatikan untuk orang yang memiliki penyakit pada hati atau anxiety disorders (gangguan pada kegelisahan).
Dari penelitian, terbukti bahwa kopi decaf baik untuk mereka yang mengalami obesitas (kelebihan berat badan) karena dapat meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) (kolesterol baik) sekitar 50%. Sedangkan pada mereka yang tidak mengalami obesitas, justru dapat menurunkan kolesterol HDL yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Kopi decaf terbukti efektivitasnya sangat tinggi untuk mencegah penyakit diabetes dibandingkan kopi yang lain.
Beberapa efek samping kopi Decaf adalah sebagai berikut:
1. Kandungan kimia berbahaya
Menurut William Li, dokter yang juga penulis Eat To Beat Disease: The New Science of How Your Body Can Heal Itself, salah satu metode untuk menghilangkan kafein kopi adalah merendam bijinya dengan pelarut kimia metilen klorida. Meskipun bahan ini sudah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, tetap ada risiko kesehatannya. Sebab beberapa pelarut sama dengan yang digunakan dalam pengencer cat atau penghapus cat kuku. Metilen klorida bukanlah bahan kimia ringan. Bahan tersebut dipercaya dapat memperlambat sistem saraf pusat bekerja untuk sementara dan telah terbukti meningkatkan asam lemak yang dapat mempengaruhi sindrom metabolik dan meningkatkan risiko penyakit jantung.. Beberapa penelitian menunjukkan potensi risiko memicu rheumatoid arthritis.
2. Kolesterol meningkat
Kopi tanpa kafein, biasanya dibuat dari biji yang memiliki kandungan lemak lebih tinggi daripada biji kopi biasa. Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi potensial untuk kadar kolesterol dan kesehatan jantung jangka panjang. Biji yang biasa digunakan untuk kopi tanpa kafein adalah Robusta, yang memiliki dipten lebih tinggi, yaitu lemak yang merangsang produksi asam lemak dalam tubuh.
3. Kopi berkafein lebih bermanfaat
Proses dekafeinasi menjadikan kopi tanpa kafein sebagai makanan yang diproses secara ultra. Jadi, meskipun kopi cukup alami, padanan tanpa kafeinnya adalah sebaliknya. Selain itu, ada manfaat kesehatan yang hilang dari kopi tanpa kafein. Banyak bahan kimia bioaktif alami untuk meningkatkan pertahanan kesehatan yang hilang dalam dekafeinasi, salah satunya, asam klorogenat yang dapat mengaktifkan kekebalan dan memperlambat penuaan sel.
4.Masih mengandung kafein dan asam
Kopi decaf masih mengandung sedikit kafein, biasanya sekitar 5 persen. Jadi, jika Anda mencoba berhenti kafein karena alasan kesehatan, kopi tanpa kafein belum tentu berhasil. Selain itu, meski kopi decaf cenderung tidak asam, kopi tersebut masih dapat meningkatkan konsentrasi gastrin serum yang memicu keasaman.
www.preventionindonesia.com