Kandungan dan Manfaat Jinten Hitam

Jintan hitam (Nigella sativa Linn.) termasuk dalam suku Ranunculaceae. Tanaman jintan hitam (Nigella sativa Linn.) tumbuh di sekitar kawasan Mediterania, Asia Barat, India, Pakistan, Bangladesh, Afrika Timur dan Eropa Tengah. Di India tumbuhan ini digunakan sebagai obat dan bumbu. Menurut Vonderman, jintan hitam didatangkan ke Indonesia dari Bombay. Jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dikenal dengan berbagai nama, yaitu : Black Cumin atau Fitch (dari kitab Injil), Black Seed atau Love in the Mist atau Black Caraway Seed atau Habbatul Baraka (Inggris dan Amerika Serikat), Kalonji, Azmut, Gurat, Aof dan Aosetta (Urdu, Hindi, Srilangka), Syuniz atau Shonaiz, Al-Habbah Al-Sawda, Habbet El-Baraka dan Khondria

Jintan hitam (Nigella sativa Linn.) memiliki bunga yang menarik berwarna biru pucat atau putih (Budipranoto, 2009). Kelopak bunga ada lima, berbentuk bulat telur, ujung agak meruncing sampai agak tumpul, serta pangkal mengecil membentuk sudut yang pendek besar. Mahkota bunga umumnya ada delapan dengan bentuk agak memanjang, lebih kecil daripada kelopak bunga, serta berbulu jarang dan pendek ..

Buah jintan hitam (Nigella sativa Linn.) berbentuk bumbung, keras seperti buah buni, menggembung, berisi 3-7 unit folikel yang masing-masing berisi banyak biji (Budipranoto, 2009). Bagian tanaman yang biasa dimanfaatkan adalah bijinya. Biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) kecil dan pendek, berwarna hitam, berbentuk trigonal, berkelenjar dan tampak seperti batu api jika diamati dengan mikroskop.

Kandungan Kimia Jintan Hitam (Nigella sativa )

 Secara umum, biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) mengandung substansi minyak padat (fixed oil) (asam lemak tak jenuh, termasuk arachidic dan eicosadienoic), protein, alkaloid, saponin dan minyak esensial (essential oil). Minyak esensial pada biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terdiri dari beberapa komponen, yaitu thymoquinone (27,8%-57%), p-cymene (7,1%-15,5%), carvacrol (5,8%-11,6%), t-anethole (0,25%-2,3%), 4-terpineol (2,0%-6,6%) dan longifoline(1,0%-8,0%) . Aktivitas farmakologi jinten hitam sebagian besar disumbangkan oleh thymoquinone. Thymoquinone merupakan senyawa nonpolar yang terdapat dalam minyak atsiri jinten hitam.

Baca juga:  Jadi Ahli Gizi, Handal Mengatur Nutrisi

Manfaat Jintan Hitam (Nigella sativa )

Secara historis, biji jinten hitam telah digunakan di era Mesir Kuno dan diresepkan oleh dokter Yunani untuk mengobati sakit kepala, hidung tersumbat, sakit gigi, cacing usus, diuretic, dan untuk meningkatkan produksi susu. Aktifitas farmakologi biji jinten hitam adalah antibakteri, antioksidan, antitumor, anti[1]inflamasi, sitotoksik, dan imunostimulan. Mutu dari minyak atsiri Nigella sativa dapat dilihat dari kelengkapan metabolit sekunder aktifnya. Industri herbal tanah air Indonesia kebanyakan mendapat sumber bahan baku yang berasal dari India dan Habasyah.

Jintan hitam (Nigella sativa Linn.) telah digunakan sebagai pengobatan herbal sejak 2000-3000 tahun lalu dan tercatat dalam banyak literatur kuno mengenai ahli pengobatan terdahulu seperti Ibnu Sina, Al-Biruni, Al-Antiki, Ibnu Qayyim dan Al-Baghdadi. Ibnu Sina, dalam bukunya “Al-Qonun fith Thibb”, menyampaikan bahwa jintan hitam (Nigella sativa Linn.) dapat meningkatkan energi dan membantu masalah kelelahan (Sulaiman, 2008). Secara tradisional, di kawasan Timur Tengah dan Asia Barat, jintan hitam (Nigella sativa Linn.) juga banyak digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit, seperti hipertensi, diabetes, masalah pernafasan, sakit perut dan saluran pencernaan .

Referensi :
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591. (Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X. Vol.15 No. 01 Juli 2018
Bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *