Salah satu binaan kegiatan pengabdian masyarakat kampus AKAFARMA-AKFAR PIM adalah “Kampung Lidah Buaya” berlokasi di RT 1 RW 11 Perumahan Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Hari Rabu, 16 November 2022. Beberapa dosen bersama dengan mahasiswa AKAFARMA PIM melaksanakan edukasi dan pendampingan pengolahan pasca panen lidah buaya sebagai upaya pemulihan ekonomi masyarakat terdampak pandemi. Tema unik pada edukasi ini yaitu pelatihan pembuatan “Lotion Lidah Buaya”.
Ketua PKK Ibu Dimar menjelaskan bahwa warga RT 1 RW 2 Desa Banjararum mempunyai Toga lidah buaya yang melimpah. Hasil kerjasama dengan AKAFARMA-AKFAR PIM selama ini memberikan beberapa keahlian kepada ibu-ibu PKK, diantaranya membuat sabun lidah buaya, Hand Sanitaiser, Teh, Nata de Aloe dengan bahan baku tanaman lidah buaya . Sebagian produk telah didaftarkan PIRT agar siap dipasarkan. Dengan adanya pelatihan pembuatan lotion lidah buaya akan sangat bermanfaat bagi ibu ibu PKK untuk dapat mengembangkan dan mengolah lidah buaya menjadi berbagai macam produk olahan bermanfaat” .
Proses pembuatan lotion lidah buaya diawali dengan memilih lidah buaya yang besar dan berkualitas, pengambilan daging lidah buaya dan pemanasan. Dosen AKAFARMA PIM , Dr. Sentot Joko Raharjo, M.Si. dalam uraiannya mengatakan,” point penting dalam pembuatan lotion adalah suhu pemanasan tidak boleh terlalu tinggi. Pemanasan yang terlalu tinggi mengakibatkan terjadi perubahan warna produk menjadi kecoklatan. Suhu pemanasan dipertahankan maximal 70 derajat agar produk lotion berkualitas dan tetap berwarna kehijauan. Aplikasi sederhana pemanfaatan lidah biaya ini sebagai pembersih muka dengan melakukan proses pencairan lendir lidah buaya dengan pemasanasan, kemudian dibekukan agar bertahan lama sebelum digunakan. Namun lebih baik jika dibuat dalam bentuk sediaan gel, dengan cara membuat lotion gel lidah buaya dengan bahan tambahan carbopol dan TEA, kemudian ditambahkan sedikit vitamin E, pewarna secukupnya dan bahan pengharum sesuai selera.
Salah satu peserta pelatihan menanyakan tentang peralatan yang digunakan diantaranya pengaduk, mortal penumbuk dan gelas erlenmeyer, peralatan tersebut tidak terdapat di dapur rumah tangga, ” Apakah bisa menggunakan peralatan yang ada di dapur rumahtangga?”. Dosen AKAFARMA PIM Andini, A.Md., M.Si. memberikan penjelasan bahwa meskipun bisa menggunakan peralatan seadanya di dapur , namun lebih baik menggunakan peralatan laboratorium, untuk menghidarkan dari bentuk yang tidak sempurna, seperti menghilangkan terbentuk nya gelembung air pada sediaan gel dan bahan gel carbopol yang menggumpal. Dengan proses pengadukan yang lebih sempurna akan diperoleh lotion yang lebih lembut cocok untuk kulit kita.
Dengan bantuan mahasiswa proses pengadukan lotion lidah buaya menghasilkan lotion siap pakai dan memasuki tahap pengemasan. Setiap peserta yaitu ibu-ibu PKK memasukkan lotion dalam kemasan tube mini 40 mL yang menarik. Proses pembuatan lotion ditutup dengan ucapan terimakasih atas informasi pengetahuan pembuatan lotion yang diberikan. Setiap peserta membawa produk lotion hasil kreasinya sebagai oleh-oleh keluarga.
HUMAS PIM