Mengungkap Efek Indeks Glikemik Sumber Karbohidrat Terhadap Diabetes Mellitus

Dewasa ini pertimbangan konsumen dalam memilih bahan pangan bukan hanya kandungan gizi atau kelezatannya, tetapi juga pengaruhnya terhadap kesehatan. Pangan juga diandalkan dalam pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, bahkan jika memungkinkan pangan harus dapat menyembuhkan atau menghilangkan efek negatif penyakit tertentu (bersifat fungsional).

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dengan gejala berupa hiperglikemia kronik, yang dapat disebabkan antara lain oleh defisiensi sekresi atau aktivitas insulin, atau keduanya. Saat ini terjadi kecenderungan peningkatan penderita DM di seluruh dunia. Indonesia adalah salah satu dari 10 negara di Asia dengan jumlah penderita DM terbanyak. Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Pusat Data dan Informasi, 2014)

KISARAN INDEKS GLIKEMIK

Indeks glikemik (IG) adalah ukuran kecepatan suatu pangan meningkatkan kadar glukosa darah setelah dikonsumsi . IG merupakan  salah satu konsep penting yang diajukan dalam memilih makanan yang sesuai bagi penderita DM. . Nilai IG rendah adalah di bawah 55, IG sedang di antara 55 sampai 69, dan IG tinggi di atas 70.

Pangan sumber karbohidrat dengan IG rendah dicerna dan diabsorbsi lebih lambat dibandingkan pangan IG tinggi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa diet pangan IG rendah mampu menurunkan resistensi insulin pada penderita DM sedangkan pada individu normal, diet pangan IG rendah dapat menurunkan obesitas sehingga mengurangi faktor resiko berbagai penyakit metabolik dan penyakit degenerative.

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap nilai IG antara lain: jenis komponen monosakarida dalam bahan pangan, jenis karbohidrat, proses pengolahan pangan, dan komponen lain, seperti: lemak, protein, serat, antinutrien, dan asam organik . Glukosa adalah gula monosakarida yang dapat langsung diserap oleh tubuh dan dikonversi menjadi energi. Kadar glukosa dalam bahan pangan sumber karbohidrat meliputi: monosakarida yang sudah tersedia atau berasal dari pemecahan polisakarida (pati/amilum) dalam bahan tersebut. Proses pemecahan polisakarida menjadi monosakarida dapat terjadi selama proses pengolahan pangan atau melalui hidrolisis selama polisakarida yang dikatalisis oleh asam dan enzim dalam saluran cerna .

BAHAN PANGAN

Ketersediaan bahan pangan dengan IG rendah merupakan masalah utama bagi penduduk Indonesia. Makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia adalah nasi, sementara nasi memiliki IG sebesar 92 ± 6, yang termasuk IG tinggi , sehingga penderita DM yang terbiasa mengkonsumsi nasi perlu menyesuaikan porsinya. Meskipun demikian, keanekaragaman hayati di Indonesia menjadi sumber karbohidrat yang dapat dieksplor untuk mengatasi masalah tersebut. Di daerah-daerah tertentu dijumpai konsumsi bahan pangan, seperti: jagung, sagu, ketela pohon, bahkan sorgum.

Kadar glukosa yang terkandung dalam bahan pangan sumber karbohidrat kelompok biji-bijian, umbi-umbian, buah-buahan, dan kacang-kacangan bervariasi bergantung pada jenis bahan. Penelitian menunjukkan hampir semua bahan pangan mempunyai Indeks Glikemik lebih rendah dibanding nasi beras putih tetapi singkong kukus dan bentul kukus masih tergolong pangan dengan IG tinggi. Bahan pangan yang dapat dijadikan alternatif bagi penderita Diabetes Mellitus meliputi: pisang ambon, kacang merah rebus, nasi sorgum, pisang kepok kukus, nasi beras merah, kacang hijau rebus dari kelompok IG rendah, serta jagung kukus dan sukun kukus dari kelompok IG sedang.  Untuk diet penderita DM bahan pangan tersebut sebaiknya diolah dengan cara yang sama seperti pada penelitian, yaitu dikukus atau direbus.

 

-Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2014). Analisis Situasi Diabetes. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013
-Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 3 No. 2 Desember 2016 
-Riccardi, G., Rivellese, A. A. & Giacco, R. (2008). Role of Glycemic index and glycemic load in the healthy state, in prediabe

 

 

Bagikan:

Leave a Comment