Spirulina adalah mikro alga / gangang biru hijau yang hidup di perairan . Tumbuhan Spirulina terdiri dari dua jenis spesies yaitu cyanobacteria: Arthrospira platensis, dan Arthrospira maxima. Spirulina terdapat di berbagai belahan dunia, sering digunakan sebagai makanan tambahan /pelengkap dan diproduksi dalam bentuk tablet, kepingan, serbuk maupun cairan.
Sejak 400 tahun yang lalu ganggang renik berpilin ini telah dimanfaatkan sebagai sumber pangan hayati yang menyehatkan, makanan tersebut berbentuk seperti biskuit dengan sebutan tecuilatl dan banyak dijual di Mexico. Ahli botani bernama Bernal Diaz del Castello mengatakan bahwa tecuilatl tersebut adalah sebuah lempengan biomasa kering spirulina Lempengan biomasa Spirulina dikumpulkan oleh penduduk di sekitar danau Texcoco. Fikologis Perancis Dangeard pada tahun 1940 menemukan kembali lempengan berwarna hijau kebiruan yang disebut dihe. Pada tahun 1963 Lembaga Riset Perancis menemukan lempengan kering berbentuk biskuit disebut dihe merupakan makanan penduduk asli Kanembu di sekitar danau Chad.
Pada tahun 1964 seorang botanis Belgia, Leonard menemukan makanan bernama dihe dibeberapa pasar pedesaan distrik Kanem dan Fort Lami (danau Chad). Terbentuknya dihe dimulai dari tertiupnya kumpulan lempengan biomasa Spirulina menuju ke tepian perairan danau Chad, kemudian dikumpulkan dengan kain saring berbentuk kerucut dan dimasukkan ke dalam tempayan yang terbuat dari tanah liat.
Konsentrat dikeringkan di atas hamparan pasir beralaskan nampan di bawah teriknya sinar matahari. Setelah kering, lempengan biomasa dipotong-potong menjadi sebesar roti biskuit untuk dijual ke pasar setempat. Sebelum dimakan, dihe diseduh dengan air secukupnya diremas-remas setelah itu ditambahkan saos tomat, bumbu lada, diatasnya ditaburi biji jawawut, kacang-kacangan, irisan ikan atau daging. Sebanyak 70% dari penduduk Kanembu menggunakan dihe sebagai pangan utama alami bergizi tinggi. Mitos tentang dihe pada suku Kanembu yaitu apabila ibu sedang hamil makan dihe maka bayi yang dikandungnya akan lahir dengan selamat, sehat dan terhindar dari tukang sihir atau roh jahat.
Penduduk distrik Karla India telah menggunakan dihe sebagai sumber pangan hayati untuk penanggulangan malnutrisi bagi 150 orang anak setiap hari. Penduduk Karla telah berhasil membudidayakan mikroalga berpilin ini di sekitar pekarangan mereka. Keterampilan tersebut diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Di perairan Indonesia Spirulina tersebar diperairan berkapur tinggi seperti Ranu Klakah, Situ Ciburuij, Rawa Pening dan beberapa perairan payau di utara Pulau Jawa .
NUTRISI
Kandungan nutrisi produk Spirulina sebagai pangan hayati terdiri atas Protein, Karbohidrat, Lemak, Serat, Mineral dan Air .
Kandungan protein Spirulina berkisar antara 67,5% sampai dengan 70% . Keunggulan protein Spirulina terletak pada susunan asam amino essensial yang lengkap.
Nilai NPU (Net Protein Utilization) sebesar 62, sebagai perbandingan pada biji-bijian lain sebesar 35. Uji kecernaannya mencapai 95% karena dinding sel Spirulina terdiri atas mukopolisakharida yang lembut, mudah hancur dan diserap oleh usus. Bahkan protein Spirulina dapat diserap sampai 85% setelah 18 jam. Kandungan karbohidrat Spirulina berfluktuasi dari 16,36% sampai 20%. .
Kandungan lemak Spirulina berkisar antar 4–5%,. Kandungan serat Spirulina berkisar antar 1,15 – 3%.
Studi klinis menggunakan GLA (Asam Gama Lenolenat) dari Spirulina diperoleh hasil yang sangat memuaskan terhadap penanggulangan sakit jantung, obesitas, defisiensi zat zinc (tremor), alkoholic, depresi mania, menghambat gejala penuaan, Schizoprenia, stress prementruasi dan radang persendian.
Kandungan mineral spirulina strain Mesico, Earthrise Farm, Siam Alga dan Strain lokal INK sebesar 7%, .
Kadar air dari semua mikroalga tersebut berkisar antara 3-5 %. Menurut Henrickson (1989), kadar air di atas 7% dinilai agak sulit penyimpanan biomasanya karena mudah terkontaminasi oleh jamur, bakteri dan mudah tengik, warna memudar dan kusam. Hal tersebut berarti Spirulina kering aman dari kontaminasi jamurdan bakteri.
Kandungan methionine Spirulina, adalah 1,3%. methionine berfungsi untuk membantu menghilangkan zat beracun dalam hati, menyetimulasi regenerasi hati dan mengurangi kadar cholesterol darah. Sumber lain methionine adalah daging ayam, sapi, ikan, susu murni, keju, sayur bayam, bawang putih, jagung, kacang kapri, kacang mete, kacang merah, tahu dan tempe.
Membangun Kesehatan Bakteri Usus
Spirulina dapat merangsang kecepatan pertumbuhan dari bakteri lactobacillus. Lactobacillus bermanfaat bagi kesehatan tubuh nanusia karena dapat memperbaiki sistem penyerapan usus, melindungi terhadap infeksi dan merangsang sistem kekebalan tubuh. Jepang telah melakukan serangkaian uji klinis pada tikus percobaan dengan menggunakan dosis 5 % Spirulina . Dalam 100 hari diperoleh hasil penambahan berat caecum mencapai 13%, Lactobacillus 32,7% dan vitamin B1 di caecum bertambah 43% .
Spirulina bermanfaat sebagai pangan harbal hayati yang menyehatkan, bermanfaat bagi kesehatan manusia yang terkena malnutrisi dan gangguan cholesterol. Spirulina baik untuk kesehatan bakteri usus, sebagai sumber GLA (Asam Gama Lenolenat), dapat menurunkan berat badan, mengatasi masalah keracunan ginjal dan mengurangi resiko berbagai penyakit kanker.
Produk komersial yang ada di pasaran biasanya dalam bentuk tablet, kapsul, kaplet, granula, flake, powder dan cairan . Produk tersebut sudah menembus pasar negara dunia ketiga termasuk Indonesia sejak 1980-an.
Resume by : Nan Humas PIM
Archer, D,L., & Glinsmann, W,H., 1985. Intestinal infection and malnutrition initiate AID. US Food and DrugAdmin.Nutrition Res. 5:19 Vonshak, A., 1990. Recent advances in microalgal biotechnology, Biotech, Adv. 8: 709-727 Fox, R.D., 1986. Algology: La Spirulina un Espoir Dour le Monde de la Faim Aix-en-Provence,Edisud,120 pp. Priestley, G., 1976. Algal protein in: Food and waste. Appl. Sci. Publ. Ltd, London.