5 Fakta Vaksin COVID-19 Pfizer yang Uji Klinisnya Selesai, 95 Persen Efektif

Jakarta – Kabar baik datang dari vaksin COVID-19 Pfizer yang dikembangkan bersama BioNTech, perusahaan bioteknogi asal Jerman. Hasil akhir uji klinis vaksin COVID-19 mereka dinyatakan 95 persen efektif.

Kabar baik ini datang usai sepekan sebelumnya Pfizer melaporkan hasil awal uji klinis vaksin COVID-19 90 persen efektif mencegah asymptomatic COVID-19. Dalam data terbaru yang dilaporkan, kemanjuran vaksin COVID-19 kini juga terlihat pada lansia, sebesar 94 persen.

Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta vaksin COVID-19 Pfizer.

1. Ilmuwan Pfizer optimistis vaksin bisa akhiri pandemi

Beberapa waktu lalu, ilmuwan Pfizer menyatakan optimistis bahwa vaksin COVID-19 mereka mampu mengakhiri pandemi. Hal ini disampaikan Ugur Sahin yang juga merupakan CEO BioNTech.

“Jika pertanyaannya adalah apakah kita dapat menghentikan pandemi dengan vaksin ini, maka jawabannya adalah: ya,” katanya begitu yakin, dikutip dari The Guardian.

2. Dapat apresiasi petinggi WHO

Petinggi WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus ikut merespons kabar baik vaksin COVID-19 Pfizer saat hasil awal uji klinis menunjukkan efektivitas 90 persen. Ia pun meyakini vaksin COVID-19 Pfizer salah satu yang menjanjikan, akan tersedia dalam waktu cepat.

Namun, ia pun mengingatkan vaksin COVID-19 harus bisa diakses semua negara termasuk negara berkembang demi mempercepat penanganan pandemi Corona di dunia.

“Vaksin akan menjadi alat vital untuk mengendalikan pandemi dan kami tergerak oleh hasil awal uji klinis yang dirilis minggu ini,” ujar Tedros dikutip dari CNA.

3. Tak ada efek samping serius

Dalam laporan hasil akhir uji klinis vaksin COVID-19 mereka, disebutkan tak ada efek samping serius yang dilaporkan. Salah satu efek samping vaksin COVID-19 Pfizer yang disebutkan adalah kelelahan.

Menurut keterangan relawan suntikan pertama vaksin COVID-19 Pfizer, ada beberapa efek samping yang dirasakan di antaranya sakit kepala dan nyeri otot, seperti setelah divaksinisasi flu. “Efek sampingnya tampak meningkat setelah dosis kedua bulan lalu,” jelas Carrie, dikutip dari Express UK.

Selain Pfizer, Moderna juga menunjukkan efektivitas di atas 90 persen pada analisis awal. Apa perbedaannya?

4. Perbandingan vaksin Pfizer dan vaksin Moderna

Vaksin COVID-19 Moderna diklaim mengungguli vaksin Pfizer dalam hal ketahanan penyimpanan.

“Vaksin COVID-19 Moderna bertahan selama enam bulan pada penyimpanan dengan suhu minus 20 derajat celcius, dan bertahan selama 30 hari pada suhu pendingin biasa,” jelas Chief Medical Officer Moderna Dr Tal Zacks, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, untuk vaksin Pfizer disebut membutuhkan penyimpanan pada suhu minus 75 derajat celcius.

5. Perkiraan harga vaksin COVID-19 Pfizer

Usai melaporkan hasil awal uji klinis vaksin COVID-19 efektivitasnya melebihi 90 persen, Kepala Strategi Perusahaaan Bioteknogi Ryan Richardson mengatakan harga vaksin COVID-19 mereka rencananya ditetapkan di bawah harga pasar.

“Kami telah mencoba untuk mengejar pendekatan seimbang yang mengakui bahwa inovasi membutuhkan modal dan investasi sehingga kami berencana untuk memberi harga vaksin kami jauh di bawah harga pasar biasa,” kata Richardson di acara Financial Times.

Namun, pada Juli lalu vaksin corona Pfizer dijual ke Amerika Serikat dengan perkiraan harga $ 19,50 per suntikan atau sekitar Rp 275 ribu per dosis.

Bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *