Mahasiswa AKAFARMA PIM melakukan penelitian inovasi jamu probiotik yaitu minuman kesehatan yang berkhasiat untuk mereduksi paparan boraks pada hati. Produk inovasi ini muncul setelah adanya keresahan tentang berbagai makanan yang mengandung borax. Berdasarkan dari hasil investigasi dan pengujian laboratorium yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta, ditemukan sejumlah produk pangan seperti bakso, tahu, mie basah dan siomay yang memakai bahan tambahan pangan boraks dijual bebas di pasar dan supermarket . Salah satuefek sampingnya jika boraks dikonsumsi terus menerus akan berisiko mengakibatkan kerusakan hati hingga kematian. Kerusakan hati, terjadi akibat adanya paparan boraks yang menurunkan antioksidan dan meningkatkan produksi senyawa radikal bebas dalam menimbulkan stres oksidatif . Apabila hati mengalami kerusakan maka berdampak pada kesehatan.
Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Jamu probiotik diformulasi dari bahan-bahan yang mudah di temukan yaitu temulawak dan air cucian beras yang kemudian difermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus casei shirota strain.
Jamu probiotik (Japro) adalah hasil minuman fermentasi yang berbahan dasar temulawak dan air cucian beras. Japro mengandung senyawa aktif berupa flavonoid, terpenoid, alkaloid, steroid, kurkumin, niacin, riboflavin, piridoksin dan letiak serta terdapat Bakteri Asam Laktat (BAL). BAL yang terkandung pada japro diduga dapat mencegah kemampuan nekrosis pada sel hepar yang terpapar boraks. Boraks merupakan salah satu bahan berbahaya yang saat ini masih banyak digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan olahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pemberian Japro terhadap pencegahan kerusakan dan penyembuhan hepar akibat paparan boraks. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain posttest only kontrol group menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan model mencit putih jantan galur Balb C yang dibagi dalam lima kelompok perlakuan. Kadar kerusakan diukur secara kuantitatif menggunakan MDA (malondialdehid) serta dianalisis statistika dengan uji ragam One-Way ANOVA, α = 5%. Sementara hasil pengamatan histopatologi hepar berdasarkan gambaran kerusakan sel hepar yang dianalisa secara deskriptif. Hasil didapatkan pada kelompok perlakuan 2 dengan konsentrasi BAL 1 x 106 CFU/ml memberi pengaruh terbaik terhadap pencegahan peningkatan kadar MDA dan mencegah kerusakan hepar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jamu probiotik dapat mencegah kenaikan kadar MDA dan meminimalkan kerusakan histopatologi hepar.
gambar Pengamatan hispatologi (a) kontrol normal pada hepar, (b) induksi boraks pada hepar, (c) terapi hepar terpapar boraks menggunakan Japro
Ayrton Hega Alpha Zona1*, Windhi Prihastini2, Kharisma Maharani3 .Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang, Malang, Indonesia