PANGAN LAKTOGENIK UNTUK IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Pangan laktogenik merupakan produk atau makanan yang berkhasiat untuk meningkatkan dan membantu melancarkan air susu ibu. Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan produk pangan laktogenik dapat dihasilkan dari bahan alam (herbal) atau bahan non herbal yang merupakan bahan utama yang mempunyai efek mirip hormon laktogenik. Indicator pangan laktogenik dicerminkan dengan terjadinya peningkatan produksi air susu.

ASI  (Air  Susu  Ibu) merupakan  cairan  putih  yang  dihasilkan  oleh  kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi. Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi karena merupakan makanan alamiah yang sempurna, mudah dicerna dan mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi sehingga tidak dapat disangkal bahwa pemberian ASI mutlak dan memiliki peranan dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi. Tingkat pemberian ASI di Indonesia masih sangat rendah dimana menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 6 bulan hanya mencapai angka 30,2%.

Harian Republika (2013) juga menyebutkan bahwa hampir 75 persen ibu beralih dari ASI ke susu formula. Air Susu Ibu (ASI) dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang bayi. Kebutuhannya harus tetap terpenuhi sehingga proses yang sedang berlangsung itu tidak mengalami hambatan. Dengan makin lengkapnya fasilitas dengan segala faktor pendukungnya terutama dalam perawatan postnatal dan laktasi ini diharapkan bayi yang sedang tumbuh beradaptasi ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhannya.

Keberhasilan  laktasi dipengaruhi oleh kondisi  sebelum dan  saat kehamilan. Kondisi  sebelum kehamilan ditentukan  oleh  perkembangan  payudara  saat  lahir  dan  saat  pubertas.  Pada  saat kehamilan yaitu  trimester  II payudara mengalami pembesaran karena pertumbuhan dan  difrensiasi  dari  lobuloalveolar  dan  sel  epitel  payudara.  Pada  saat  pembesaran payudara  ini  hormon  prolaktin  dan  laktogen  placenta  aktif  bekerja  yang  berperan dalam produksi ASI. Pada saat laktasi, seorang ibu memerlukan tambahan energi untuk produksi ASI, oleh karena itu proses laktasi sangat dipengaruhi oleh konsumsi makanan ibu, ketersediaan substrat atau prekusor yang ada dalam plasma darah, substrat oleh kelenjar ambing, aktivitas enzim, serta kerja sama berbagai hormon steroid

SUMBER

Sumber pangan laktogenik ini dapat diperoleh dari sayur2 an, buah buahan, lauk pauk yang tentunya dan  pasti ini dikonsumsi oleh ibu2 sehari2.

Contoh:

  1. daun katuk
  2. daun kelor
  3. daun papaya
  4. kecambah
  5. tahu, tempe

Sumber pangan laktogenik untuk meningkatkan produksi ASI berasal dari sayur sayuran, buah buahan. Salah satu contoh senyawa laktogenik yang saat ini banyak digunakan adalah daun katuk. Daun katuk sudah diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka yang berkhasiat untuk melancarkan ASI. Ekstrak daun katuk telah digunakan sebagai bahan fortifikasi pada produk makanan yang diperuntukkan bagi ibu menyusui. Senyawa yang ada di dalam daun katuk berperan langsung sebagai prekursor hormon steroid. Biosintesis hormon steroid ini dapat terjadi pada semua kelenjar steroid hormon (ovarium, testes, dan kortek adrenal).

Senyawa laktagogum pada mie daun kelor dapat meningkatkan berat badan anak tikus. Sekresi air susu cenderung meningkat pada induk tikus yang diberi pakan mie fortifikasi tepung daun kelor. Demikian juga terjadi peningkatan jumlah kelenjar mammae, pemberian mie kelor terhadap peningkatan produktifitas air susu kelenjar kambing pada tikus menunjukkan hasil positif terlihat dari peningkatan jumlah dan pembesaran alveoli kelenjar mammae induk tikus yang lebih tinggi.

Patikan kebo dapat bersifat sebagai laktagogum. Saponin yang  terkandung  dalam  patikan kebo  merupakan bagian  golongan senyawa triterpenoid yang menjadi  bagian dari  senyawa  steroid,  maka kemungkinan bahan  ini  dapat  sebagai bahan  supportive  metabolik  yang merangsang pembentukan ASI.

Pepaya muda (Carica papaya L.) juga dikenal sebagai senyawa yang bersifat laktagogum. Ekstrak  buah pepaya muda memberikan efek positif  terhadap  gambaran  histologi  kelenjar mamma laktasi dengan meningkatkan jumlah  kelenjar mamma laktasi rata-rata induk.

Baca juga:  Gandeng Komunitas Foto, prodi Gizi Poltekkes PIM sukses menggelar Food Photography Workshop

Dengan persiapan yang baik saat hamil seperti konsumsi makanan yang bergizi ( pangan laktogenik), menjaga kondisi tubuh, persiapan secara psikologis maka seorang ibu dapat memberikan ASI eksklusif bagi buah hatinya sehingga tidak perlu beralih ke susu formula.

Apakah bisa didapatkan dari konsumsi makanan sehari hari ?

iya bisa, karena pangan laktogenik ini sangat mudah didapatkan disekitar kita. Yang pertama bisa berasal dari bahan alam (herbal) sayur2an, buah, lauk pauk yg tentunya setiap hari kita konsumsi. Yang kedua dalam bentuk sediaan fitofarmaka yang memang kandungan senyawa didalamnya memiliki efek laktogenik seperti supplement khusus untuk ibu hamil dan menyusui.

Mengapa pangan laktogenik ini penting bagi ibu hamil dan menyusui ?

Pangan laktogenik ini penting karena bagi seorang ibu yang sedang hamil atau menyusui memerlukan persiapan untuk pembentukan dan perkembangan hormon2 pertumbuhan dan reproduksi terutama hormone steroid. Kelompok hormone steroid pada mamalia adalah kortikoid, androgen, estrogen, progesterone, prolactin dan oksitosin.

Apakah Keuntungan mengkonsumsi pangan laktogenik?

Pangan laktogenik mengandung beberapa senyawa yang menguntungkan diantaranya:

  1. fitosterol

Senyawa fitosterol ini merupakan golongan sterol yg dibagi mnjd 3 bagian yi; sitosterol, stigmasterol dan kampesterol. Fitosterol ini peranannya berhubungan dalam reflek prolaktin, yaitu reflek yang merangsang alveoli untuk memproduksi susu. Reflek yang dihasilkan dari reaksi antara prolaktin dengan hormon steroid, dimana hormon tersebut meningkatkan dan memperlancar produktifitas ASI. Senyawa sterol bersifat estrogenik sehingga diduga efek hormonalnya dapat meningkatkan produksi ASI. Efek hormonal dari kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik akan membantu mempersiapkan kelenjar dan saluran ASI dalam bentuk proliferasi, deposit lemak, air, dan elektrolit, jaringan ikat makin banyak dan mioepitel disekitar kelenjar mammae semakin membesar.

  1. Vitamin E

Vitamin E berperan sebagai pelindung asam lemak dari oksidasi radikal bebas sehingga diperlukan untuk pertumbuhan fetus. Vitamin E berpengaruh terhadap hormon progesteron. Dimana ketersediaan progesteron dapat membantu mempersiapkan payudara untuk proses laktasi. Perkembangan lobus kelenjar mammae dipengaruhi hormon estrogen dan progesteron. Estrogen menyebabkan pengendapan lemak dalam kelenjar mammae perkembangan jaringan stroma kelenjar mammae dan pertumbuhan saluran yang luas. Vitamin E terbukti baik dikonsumsi oleh ibu hamil karena mampu mencegah keguguran, peradangan dan dapat menjaga produksi hormon hormon kehamilan. Hormon hormon tersebut yang akan merangsang pertumbuhan saluran susu. Secara farmakodinamik vitamin E berperan sebagai anti oksidan dan dapat melindungi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas, untuk menjaga struktur dan fungsi komponen – komponen sel tubuh ibu dan janin, membantu pembentukan sel darah merah, dan sebagai antioksidan yang melindungi sel – sel tubuh dari kerusakan.

  1. Skualen

Merupakan senyawa alifatik hidrokarbon. Skualen merupakan bahan baku untuk pembuatan kolesterol. Kolesterol yang terbentuk bisa diproduksi menjadi hormone. Semua hormon steroid disintesis dari kolesterol. Skualen berfungsi sebagai perantara biokimia sintesis kolesterol dan steroid. Skualen berfungsi melancarkan peredaran darah dan membantu membawa oksigen darah ke otak sehingga pada fase laktogenesis, stimulasi air susu dari posterior pituitary akan memproduksi ASI lebih banyak.

Indikator keberhasilan mengkonsumsi pangan laktogenik dapat dilihat dari :

  1. Peningkatan berat badan anak
  2. Peningkatan jumlah alveoli kelenjar mammae
  3. Pembesaran diameter kelenjar mammae

Pada awal  siklus  sekretori,  alveoli  kecil  dan  kosong,  epitel  sering  terlipat  dan  sel-selnya kolumnar.  Ujung  apikal  tidak  beraturan  dan  menonjol  ke  dalam  lumen.  Intinya sepasang,  bulat  atau  oval  dan  terletak  di  bagian  basal  sitoplasma.

Selama  siklus  sekresi,  lumen  alveoli menjadi  terisi  susu,  yang  tampak sebagai  zat  granular  eosinofil  dimana  terdapat  tetesan  lemak  atau  vakuol  yang kosong. Alveoli akan berdilatasi dan makin membesar,  Selama  proses  sekresi  tampak  secara bertahap vakuol kosong besar dan bulat di apikal sitoplasma.

 

AMBAR FIDYASARI.,STP.MP

(Dosen Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang)

Bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *